Monday, 21 November 2016

Hese Milari Generasi Ngora Ngadongeng SUNDA


 Mang Dina Mara Salah Satu Pendongeng Sunda Yg Masih aktif Sampai kini

Dongeng Sunda pernah berjaya pada masa keemasan radio-radio di Indonesia, khususnya di Jawa Barat, antara pertengahan tahun 1970-an hingga awal 2000-an. Di era ini, dongeng Sunda cukup mendapat tempat di hati masyarakat pecinta seni tradisional. Selain sebagai cerita yang menghibur, di dalam dongeng Sunda juga banyak terkandung pesan moral, nilai-nilai kearifan tradisional, tokoh fiktif semacam “Super Hero” yang bisa jadi panutan. Dan tak jarang dalam dongeng Sunda secara deskriptif menjelaskan bahwa kejahatan lambat laun akan kalah oleh kebaikan. Salah seorang pendengar dongeng Sunda Yulia Rachmawati (41) yang berdomisili di Gang Tholib, Cibadak mengatakan, dongeng Sunda tidak melulu bercerita, tetapi banyak hal positif disampaikan, layaknya sebuah media untuk memahami bahasa Sunda, menemukan kosa kata baru, yang sebelumnya tidak diketahui oleh pendengar. Rangkaian kalimat dalam bahasa Sunda pun kaya akan unsur artistik. “Jadi bagi saya sendiri, (dongeng Sunda) merupakan sebuah hiburan sekaligus pengetahuan. Pendongeng seperti Mang Dina aset daerah lho, bahkan aset bangsa yang harus diperhatikan. Menurutku, beliau seharusnya mendapatkan apresiasi dalam mempertahankan seni Sunda, dari berbagai pihak terutama instansi-instansi yang terkait seni dan budaya lah,” Yulia berpendapat. Adalah Edi Suhaedi yang lahir pada November 1953, alias Mang Dina Mara, satu dari dua pendongeng Sunda (selain Mang Dedi) yang tersisa di Sukabumi dan masih aktif mendongeng di SMS FM Sukabumi, ia masih setia dengan profesi lawasnya sebagai pendongeng Sunda hingga hari ini.
Baca Juga Dongeng sunda JAWARA LIMA
Saat sukabumiupdate.com, menyambangi kediamannya di Cipelang Leutik, pada usianya yang sudah 63 tahun, tak menjadikan Mang Dina kehilangan energi. Badannya masih tegap, gagah dan awet muda, sama seperti ketika sepuluh tahun yang lalu, ia masih terlihat aktif dengan berbagai kesibukannya di antaranya mendongeng dan mendatangi undangan ceramah keagamaan di berbagai tempat.
“Dalam dongeng Sunda itu, walaupun cuma karangan ada filosofi hidup, ada proses penyampaian pesan moral ke pendengar, ada unsur kepahlawanan yang Ki Leuksa atau K. Sukarna (pengarang cerita) sisipkan, sok geura emut-emut masih inget teu carita Bah Lemud, Si Ronyok, Si Riweuh?” Jelas Mang Dina Mara sambil bertanya.
“Kebetulan hari ini sedang tidak ada jadwal jadi khotib, jadi santai saja sampai menjelang Jumatan kita ngobrol-ngobrol. Pendengar carita Sunda di zaman sekarang sudah banyak berkurang, apa lagi hanya berada di tataran daerah, sulit berkembang” Mang Dina melanjutkan obrolan bersahajanya dengan santai.
Ia menuturkan, kemajuan zaman dan kemajuan teknologi telah menyita perhatian masyarakat misalnya infiltrasi TV, mampu mengalihkan pandangan kita dari sedang membaca buku beralih ke berita infotainment. Tayangan stasiun televisi yang beragam secara visual, pada akhirnya lebih menarik perhatian.
Mang Dina menekuni profesinya sebagai pendongeng sejak Juli 1976. “Sebetulnya saya berangkat dari profesi penyiar, kalau dulu saya penyiar juga, mendongeng juga, tapi kan sekarang harus bagi-bagi jatah biar yang lain kebagian,” seloroh Mang Dina.
Ia juga mengatakan, ada tanggung jawab moral dalam upaya melestarikan bahasa Sunda yang kini mulai jarang digunakan oleh sebagian masyarakat Sunda itu sendiri, bahkan Mang Dina berharap ada regenerasi yang bisa melanjutkan keberadaan para pendongeng Sunda yang kini jumlahnya tinggal hitungan jari.
Di Sukabumi pernah tercatat nama-nama pendongeng selain Mang Dina dan Mang Dedi seperti Mang Komar. Di Tataran Pasundan secara keseluruhan ada nama-nama pendongeng Sunda lainnya yang cukup beken seperti Mang Jaya, Wa Kepoh, Jamar (lebih ke monolog Humor, mirip stand up comedy), dan lain-lain.
“Sebetulnya saya sudah jemu mendongeng tapi susah nang cari gantinya, siapa yang mau meneruskan jadi pendongeng Sunda? Pernah ada yang ingin belajar dan datang ke saya, saya sodorin buku ceritanya dia nggak sanggup bacanya. Mungkin karena tulisan bahasa Sunda, walaupun dengan huruf latin bagi yang tidak terbiasa membaca akan sulit. Terutama membedakan baca huruf E dan E bunyinya lain, ada EU,” Ia menjelaskan.Sulitnya lagi pendongeng harus hafal berpuluh-puluh karakter suara dalam cerita dan tidak boleh tertukar, kemudian intonasi, penghayatan dan pergantian suara dari satu tokoh ke tokoh lain perlu kemampuan yang tidak biasa.
Namun, meskipun demikian, di tengah gempuran perubahan yang semakin canggih dengan berbagai pilihan, dongeng Sunda masih memiliki penggemar setia. Mereka yang lahir di tahun 70-an dan 80-an, sesekali masih menanti dan mencari-cari frekuensi radio untuk mendengarkan story telling mengenai cerita Dedemit Gunung Warangas karya Ki Leuksa, Ngadu Jago (Ki Leuksa), Si Buraong (K.Sukarna), Den Kelana (K.Sukarna), Galura Laut Kidul (Ki Leuksa), Si Kulup dan lain-lain.
Namun, sampai kapankah dongeng Sunda akan bertahan di tengah gempuran zaman dan tanpa regenerasi pendongeng, tanpa penikmat, dan tanpa perhatian berbagai pihak?

14 comments:

  1. alhamdullilah aya panerus budaya sunda ....Ngadongeng

    ReplyDelete
  2. Sok emut nuju keur alit Kana dongeng sikampeng sesa gelap, Sirod Jelena ghaib,acina hirup, si riweuh cobi Mun Tiasa ngadongeng Carita tidak alm BPK k soekarna

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mangga amengan ka chanel dongéng éndong wasiat karangan alm Bapa K.Sukarna

      Delete
  3. Pendengar setia mang Dina mara anu jadi inspirasi jalan ka hirupan

    ReplyDelete
  4. Sukabumi living legend. Semoga sehat selalu mang DINA MARA.. semoga apa yang beliau berikan jadi amal ibadah...AAMIIN

    ReplyDelete
  5. Love mang dina mara..sehat trus nya..#pecinta dedemit gunung warangas..

    ReplyDelete
  6. mang dina mara..traskeun nagadongeng..nistalgia masa kecil..sehat sellu mang dina..amiin

    ReplyDelete
  7. lajeng ah,, staytune di chanel youtube getih sunda

    ReplyDelete
  8. Dongeng umar maya ku mang jaya sareng jaka tunggara anu jalur caritana mirip serial kungfu To liong to....

    ReplyDelete
  9. Dongeng Sunda Karangan Ki leuksa Nu di Garap ku mg barna Tos Teu aya di youtube, Padahal Eta Dongeng Rame Sok Resep Ari tos Ngadangukeun na teh.

    ReplyDelete
  10. Dongeng ambu jaer neng risa

    ReplyDelete
  11. Hoyong tiasa ngadongeng teh mung te acan mendak guru na, kedah kamana nya kursus na utamana kange tiasa ngolah vokal na

    ReplyDelete
  12. Allhamdulillah abi nuju ngeureuyeuh di ajar ngadongeng nanging tacan tiasa ngadamel naskahna,insya allah kapayun manawi aya anu kersa masihan luang kana naskah timana bae saha bae mudah2an komo naskah pangersa ki leuksamah abitos rada apal dongeng2na...amin

    ReplyDelete
  13. Mangga anu hoyong ngadangukeun dongeng Sunda anu pendongengna ti salah sawios nonoman anu masih keneh diajar kana ngadongeng tiasa wae nitenan channel Youtube Kisunda. Hatur nuhun Kang Admin.

    ReplyDelete